Minggu, 11 Januari 2015

Pengertian Berbicara Menurut Para Ahli

Berbicara adalah salah satu kelebihan manusia dibanding makhluk hidup yang lain. Menurut Tarigan, setiap orang akan mengucapkan kata-kata atau bunyi-bunyi artikulasi untuk mengekspresikan dan menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan. Berbicara menjadi salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu kepada pendengarnya. Arsjad dan Mukti U.S juga mengemukakan pendapat yang sama dengan Tarigan.
Haryadi dan Zamzani mengemukakan hal yang sama dengan Tarigan, Arsjad dan Mukti mengenai pengertian berbicara. Namun Haryadi dan Zamzani menekankan bahwa dalam penyampaian gagasan, pikiran dan perasaan menggunakan bahasa lisan dengan tujuan agar maksud dari pembicara dapat dipahami oleh pendengar. Menurut Tarigan, berbicara di muka umum terdiri dari empat jenis.

Pengertian Berbicara Menurut Para Ahli

  • Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau bersifat informatif
  • Berbicara dalam situasi kekeluargaan dan persahabatan
  • Berbicara dalam situasi mengajak, membujuk, mendesak, dan meyakinkan
  • Berbicara dalam situasi yang bersifat berunding dengan hati-hati dan tenang
Hartono berpendapat bahwa keterampilan berbicara dikelompokkan menjadi dua, yakni berbicara perorangan dan berbicara kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterampilan berbicara juga dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan, yakni memberi perintah, berpidato, memberi nasehat, mengajar, memberi saran, serta berunding. Dalam berbicara, seseorang pasti memiliki tujuan, yaitu untuk memberi dorongan, bertindak dan berbuat, menanamkan keyakinan, memberi informasi dan memberikan kesenangan. Memberikan kesenangan berarti pembicara bermaksud untuk membangkitkan suasana dan menimbulkan keceriaan ketika berada dalam suatu pertemuan.
Dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang mengucapkan kata-kata untuk menyatakan dan mengekspresikan pemikiran, gagasan dan perasaan kepada sekelompok orang atau individu sebagai pendengar. Berbicara memiliki tujuan yang bermacam-macam. Keterampilan dalam berbicara juga dibagi berdasarkan jumlah pendengar atau penyimak, serta kegiatan yang dilakukan. Keterampilan dalam berbicara harus selalu ditingkatkan, dengan begitu, kita dapat berkomunikasi dengan baik dan menyampaikan pikiran kita dengan baik. Cara untuk meningkatkan keterampilan dalam berbicara yaitu dengan meningkatkan rasa percaya diri dan sering berlatih berbicara di depan umum.

 Pengertian berbicara menurut beberapa ahli:
  1. Tarigan: Berbicara  adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan . Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan. 
  2. Brown dan Yule: Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian ini pada intinya mempunyai makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh Tarigan yaitu bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata. 
  3. Haryadi dan Zamzani: Secara umum, berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain. Pengertian ini mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan diatas, hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain. 
  4. St. Y. Slamet dan Amir: Pengertian berbicara sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak. Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau gagasan.

Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa berbicara ialah kemampuan mengucapkan kata-kata dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud, ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh penyimak.
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang pembicara harus dapat: 
  1. Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya; 
  2. Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara; 
  3. Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
  4. Menggunakan register datau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar; 
  5. Berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi pendengar;
  6.  Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama; 
  7. Berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.

1 komentar: